Halaman

Jumat, 09 Juli 2010

Ajak Investor Tata Kota Bumiayu

MENJADI kepala wilayah di sebuah ibu kota kecamatan yang jauh dari ibu kota kabupaten perlu ide atau terobosan jitu. Hal tersebut tak lain agar tuntutan masyarakat akan perkembangan kota dapat terwujud secepatnya tanpa bergantung pada pemerintah kabupaten (pemkab).
Salah satu yang kini sedang dirintis Camat Bumiayu Drs Hudiyono MSi adalah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menata dan mempercantik wajah perkotaan. Rintisan kerja sama itu cukup beralasan karena adanya tawaran dari seorang konsultan sebuah produk rokok terkenal. Setelah melakukan pembicaraan tahap awal dan berkonsultasi dengan Bupati Brebes, ternyata mendapat persetujuan dengan catatan yang bekerja sama adalah Pemkab.
Menurut pendapat alumnus S2 Unsoed Purwokerto ini, tuntutan masyarakat akan keindahan kota kecil di Brebes selatan belakangan makin menguat seiring dengan perkembangan kota di sekitarnya.
Seperti diberitakan, Bumiayu merupakan kota kedua setelah Brebes. Lokasinya berada di jalur selatan antara Kota Tegal dan Purwokerto. Jarak paling dekat ditempuh dari Purwokerto hanya sekitar 35 km.
Perubahan Kota
Napas keramaian Kota Purwokerto terasa masuk ke Bumiayu. Karena itu, masyarakatnya pun menghendaki adanya perubahan wajah kota. Jika bergantung kucuran dana dari Pemkab semata, kiranya butuh waktu lama dan jumlahnya terbatas.
Padahal, keinginan akan penataan wajah kota semakin menguat, misalnya pembuatan taman kota, lampu penerangan jalan umum, jembatan penyeberangan di depan Pasar Induk Bumiayu, ataupun pembangunan tugu batas di wilayah selatan Bumiayu yang berbatasan dengan Kabupaten Banyumas.
Dari pembicaraan dengan konsultan, Hudiyono mengatakan, beberapa keinginan mempercantik kota dengan sponsor mendapat sambutan positif. Dia berharap, hal ini tetap mendapat respons Pemkab dan juga para anggota Dewan.
"Niat baik saya sebagai pejabat di wilayah ingin menata wajah kota ini menjadi lebih indah, tertib, dan nyaman," ujar lelaki tiga anak itu.
Pengasuh klub sepak bola Bima Bumiayu ini bersama aparat terkait berusaha menata wajah kota kecil itu lebih indah. Salah satunya adalah dengan pemindahan tempat tem-teman bus dari lokasi lama di depan Masjid Agung Bumiayu ke terminal bus Pagojengan agar terlihat lebih longgar.
"Jika semula bus menumpuk di depan Masjid Agung, sekarang sudah terlihat kosong. Pemandangan juga terlihat enak dipandang," katanya.
Bagaimana dengan pedagang kali lima (PKL) yang selalu menjadi masalah penataan kota? Camat muda ini mengemukakan, aktivitas PKL untuk sementara tetap berada di tempat semula karena hal itu menyangkut persoalan sandang pangan. Namun, secara perlahan dia akan mengajak mereka masuk ke los pasar agar lebih tertib. (Wahidin Soedja-74j)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar